Manila (KABARIN) - Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) menegaskan bahwa pelaku penembakan di Pantai Bondi, Sydney, Australia, tidak pernah berlatih dengan kelompok teroris di Filipina.
"Laporan dari unit lapangan menunjukkan bahwa tidak ada aktivitas teroris asing di wilayah mereka. Tidak ada pelatihan apa pun yang berlangsung," ujar juru bicara AFP, Kolonel Francel Margareth Padilla dalam konferensi pers.
Sebelumnya Biro Imigrasi Filipina menyebut kedua pelaku, Sajid Akram (50) dan anaknya Naveed Akram (24), sempat tinggal di Filipina selama 28 hari bulan lalu. Mereka masuk dari Manila dan sempat berada di Davao City sebelum melanjutkan perjalanan ke Australia.
"Hingga saat ini, data yang kami miliki menunjukkan bahwa mereka memasuki negara ini sebagai wisatawan dan menetap selama kurang dari sebulan," jelas Padilla.
Tragisnya, serangan di Bondi menewaskan 15 orang dan melukai puluhan lainnya pada Ahad, 14 Desember.
Dalam konferensi pers yang sama, Ketua Kantor Urusan Publik AFP, Kolonel Xerxes Trinidad, menekankan bahwa pelatihan militer tidak mungkin selesai hanya dalam 30 hari.
"Izinkan saya menekankan bahwa pelatihan tak dapat diselesaikan dalam 30 hari khususnya jika mengikuti pelatihan menembak," katanya.
Trinidad juga menambahkan bahwa Sajid Akram adalah anggota komunitas menembak.
"Jika anda adalah anggota komunitas menembak, saya pikir anda tak akan perlu latihan karena anda sudah tahu cara menggunakannya, dan tentu saja ia punya senjata berlisensi yang dimilikinya secara legal di negara tersebut," ungkapnya.
Editor: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Copyright © KABARIN 2025